8 Tips Menghadapi Emosi Anak Remaja
Mendidik anak usia remaja susah susah gampang ya Parents, ada moment anak bisa begitu terlihat happy, tapi moment berikutnya, suara pintu yang dibanting mengagetkan serta memekakkan telinga.
Hal hal yang kita anggap kecil dan remeh bisa menjadi masalah yang monumental dibenak anak.
Sayangnya, kebanyakan para orang tua sering tidak tahu apa yang terjadi pada suasana hati anak remaja mereka. Apakah mereka mendapat nilai buruk dalam ujian? Apakah mereka khawatir tentang masuk ke perguruan tinggi? Apakah postingan Instagram teman membuat mereka merasa insecure dan tidak nyaman? dan banyak kemungkinan lainnya.
Kabar baiknya ada beberapa cara yang dapat membantu mengelola emosi anak remaja anda
Bahkan ketika para orang tua tidak yakin apa yang salah sebenarnya, berikut ada 8 Tips untuk memahami perasaan anak remaja anda dan membantu mereka mengatasi badai emosional.
1. Tetap Tenang
Jika memungkinkan, hindari berkomunikasi dengan anak remaja anda saat Parents merasa marah, lelah, atau tidak sabar. Jika anda sedang dalam pertengkaran sengit dengan anak remaja anda, tetap tenang dapat membantu meredakan situasi. Memang, sulit untuk tetap tenang ketika seorang remaja berteriak atau membanting pintu. Ingatlah bahwa tujuan anda bukanlah untuk memenangkan pertengkaran, tetapi untuk membantu anak anda mengatasi perasaannya dan dalam jangka panjang, tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat secara emosional. Itu tidak berarti anda harus mengangguk dan tersenyum saat hinaan dilontarkan kepada anda. Tapi jangan memperparah situasi dengan teriakan anda sendiri. Sebaliknya, beri tahu anak anda bahwa akan lebih mudah menyelesaikan masalah yang ada jika dapat memperlakukan satu sama lain dengan hormat bahkan ketika anda tidak setuju.
2. Pahami Otak Remaja
Meskipun terkadang remaja mungkin terlihat seperti orang dewasa secara fisik, penelitian menunjukkan bahwa otak remaja tidak berkembang seperti otak orang dewasa. Bagian otak yang mengelola emosi, nalar, dan pengambilan keputusan, terus berkembang hingga pertengahan usia 20-an. Perkembangan otak yang berkelanjutan dan perubahan hormonal yang dialami selama tahun-tahun ini dapat memengaruhi cara anak remaja anda berpikir dan bereaksi terhadap situasi yang berbeda. Perubahan biologis ini sama sekali tidak berarti bahwa ada kekurangan kecerdasan selama masa remaja. Namun, karena keterampilan manajemen diri masih berkembang, remaja mungkin mengalami kesulitan dalam menangani konflik, membuat pilihan yang baik, dan mengendalikan emosi mereka.
3. Luangkan Waktu Untuk Anak
Meskipun upaya Parents untuk bercakap-cakap dengan anak remaja tidak selalu disambut baik, penting untuk menunjukkan bahwa anda meluangkan waktu untuknya. Lakukan kontak mata secara konsisten saat berbicara dan mendengarkan anak remaja anda dan minta mereka melakukan hal yang sama. Pertimbangkan untuk mewajibkan waktu makan bebas dari barang elektronik (seperti telepon atau televisi), meskipun itu berarti makan dalam keheningan.
Temukan kesamaan dan diskusikan kepentingan bersama. Jika anda ada selama masa-masa tenang, kemungkinan besar anak remaja tidak akan berpaling dari anda ketika menghadapi masa-masa sulit.
4. Menahan Diri Untuk Tidak Berkomentar Negatif
Jika anak bercerita tentang kejadian buruk yang mengganggu pikirannya, cobalah untuk tetap netral. Misalnya, jika anda merasa anak bersalah dalam pertengkaran dengan teman di sekolah, jangan langsung melontarkan penilaian buruk tentang anak.
Respon positif anda akan sangat membantu untuk membingkai ulang setiap pikiran negatif atau kontraproduktif dengan cara yang positif. Ingatlah bahwa hanya karena anak remaja Anda berbagi masalah, dia belum tentu meminta Anda untuk memperbaikinya. Seringkali, remaja (dan orang dewasa) hanya ingin berbagi apa yang salah tanpa dibombardir dengan solusi.
5. Hargai Perspektif Mereka yang Berbeda
Bisa dibayangkan pada saat anda bertengkar dengan pasangan, pendapat serta emosi anda disepelekan pasangan,kesal bukan? Remaja juga tidak ingin emosinya disepelekan.Pada fase ini mereka sering merasa cemas tentang perubahan fisik,suara ataupun ketidakseimbangan hormonal,belum lagi ingkaran pertemanan dan lainnya.
Hal ini dapat membuat masalah kecil menjadi besar dalam pikiran mereka. Ungkapan bahwa anda merasakan apa yang mereka rasakan merupakan booster bagi anak,bahwa anda sebagai orang tua memahami perasaan mereka.
6. Bantu Anak Mengalihkan Emosi ke Hal Lain
Anda dapat membantu anak melepaskan sebagian tekanan dari emosi yang mengganggu, daripada membiarkannya menumpuk dan meledak. Beberapa cara efektif untuk mengalihkan emosi termasuk olahraga (hiking, kickboxing, basket, dll.), menulis di jurnal, memasak atau memanggang, dan membuat karya seni. Melakukan hobi baru juga dapat membantu menjernihkan pikiran dan menghilangkan stres pada anak.
7. Jadilah Contoh
Jangan hanya memberi tahu mereka bagaimanacara mengatasi emosi remaja yang mengganggu,namun tunjukkan bagaimana berkomunikasi yang baik dengan pasangan , teman, dan anggota keluarga lainnya
Tunjukkan bahwa ketenangan dan kelembutan menjadi bagian dari self control anda sebagai orang tua.
Kalau anda menyelesaikan masalah dengan berteriak dengan emosi jangan salahkan anak jika mereka mengikuti perilaku anda.
8. Tahu Kapan Mendapatkan Bantuan
Masalah kesehatan mental terkadang bisa disalahartikan sebagai kecemasan remaja biasa. Namun Para ahli mengatakan jika anak diketahui mengalami sulit tidur ,kecemasan berlebihan terhadap tugas sekolah,perbuatan menyakiti diri sendiri sebaiknya Parents menghubungi Konselor Sekolah atau terapis yang berkompeten
Semoga tips diatas berguna ya parents..Selamat berlibur !