Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penemuan Aneh Terowongan Kuno Di Bawah Pohon Beringin, Mirip Jalan Ular Besar

 

JAKARTA, iNews.id - Peninggalan sejarah zaman kerajaan selalu menarik untuk dijelajahi. Mulai dari bangunan candi, batuan kuno, hingga arca kuno memiliki keunikan tersendiri.

Kali ini, peninggalan unik yang membuat merinding ditemukan di Kediri, Jawa Timur. Dalam channel YouTube Kuno Brono terlihat terowongan panjang yang menakutkan ditemukan di bawah pohon beringin.

Lantas, seperti apa penampakan terowongan tersebut? Berikut ulasannya dirangkum melalui YouTube Kuno Brono, dirangkum pada Rabu (2/3/2022).

Terowongan kuno ini adalah situs yang memiliki nama Sumber Ndadapan. Ditemukan di bawah pohon beringin dan memiliki jalur mirip jalan ular besar.

"Situs ini posisinya memanjang seperti saluran air kuno zaman Kerajaan Kediri. Warga sekitar menyebut situs ini adalah Sumber Ndadapan," ujar Kuno Brono.

Sumber Ndadapan tepatnya berada di Desa Klampisan Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Meski berbentuk terowongan, masyarakat sekitar meyakini jika bangunan ini adalah gua.

Berada di sini, Anda akan merasakan suasana yang sangat sejuk. Situs Sumber Ndadapan ini letaknya tersembunyi di bawah pohon beringin yang sangat besar dan semak belukar. Selain itu, terlihat batuan bata kuno dan arca yang sudah menjadi potongan.

"Jika dilihat dari galian yang ada, di sini hampir mirip seperti petirtaan. Ada gundukan juga di bagian atasnya. Bisa jadi itu ada candinya. Saya tepat berada di bawahnya," katanya.

Keunikan lainnya, ketika dia menelusuri berbagai batuan yang di sana, Kuno Brono juga menemukan batuan yang memiliki relief seperti ular. "Ada coretan di bata kuno, mirip kulit ular dan aneh," katanya.

Kemudian, dia juga mendekati bibir gua dan menemukan jalur terowongan yang mirip dengan jalannya ular. "Tidak sangka di sini ada gua, tersembunyi di bawah pohon beringin. Jika dilihat mirip jalannya ular. Bisa jadi ini dulunya tempat pertapaan ular besar. Untuk masuk ke sini harus agak menunduk karena sangat kecil," kata Kuno Brono.

Gua ini memiliki dua cabang, terlihat juga akar-akar besar mengelilingi dinding gua, dan serpihan genteng era Majapahit.