Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Video Viral! Pedagang Tahu Bulat Dikeroyok Bos dan Keluarganya karena Mau Bikin Usaha Sendiri

 



Seorang pedagang tahu bulat dianiaya oleh bos atau rekan kerjanya sendiri, karena hendak keluar dari pekerjaan tersebut.

Penganiayaan itu menjadi buah bibir komunitas online, setelah video penganiayaan pedagang tahu bulat bernama Ilham Wijaya itu viral di media-media sosial.

Saya bekerja sama dengan tersangka sudah setahun lebih. Dan selama setahun lebih itu saya tidak dapat hasil apa-apa.  Yang ada malah timbul hutang.

Walaupun hutang itu bukan sepenuhnya hasil dari kerugian berbisnis tahu bulat, tapi saya merasa diberatkan dengan hutang tersebut.

Dari situ saya mulai berpikir jika saya bertahan terus, yang ada utang saya semakin bengkak.

Terus dari situ, saya mencoba mencari batu loncatan untuk mencari yang lebih agar bisa mendapatkan hasil.

Akhirnya ada yang merespons untuk menerima saya untuk bekerja sama. Belum juga bekerja sama, dan baru menerima modal, akhirnya saya keburu ketahuan sama Andri Susilo.

Dari situlah saya dihakimi oleh keluarga tersangka tersebut.

Ilham Wijaya sendiri mengatakan, pengeroyokan itu terjadi saat dirinya berkeinginan berjualan tahu bulat buatan sendiri.

Peristiwa tersebut terjadi hari Senin.

Dia menuturkan, menjual tahu bulat milik bosnya itu karena sama-sama warga Citepus, Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

Tapi setelah lama bekerja, bukannya untung, malah muncul banyak utang. Ilham akhirnya berniat membuka usaha tahu bulat sendiri.

Sang bos ternyata tidak terima Ilham Wijaya hendak berhenti sebagai penjual tahu bulat buatannya.

Si bos lantas memanggil Ilham ke rumahnya di Depok. Begitu datang, si tuan rumah langsung menghajarnya. Tak hanya si bos, Ilham mengakui ada 4 orang keluarga bosnya ikut memukul.

Ternyata tidak hanya Ilham, ada 3 orang lain yang statusnya sama seperti dirinya saat itu ikut dikeroyok.

Dia lantas melapor ke polres, sementara tiga lainnya menjadi saksi korban. Setelah melapor, keluarga tiga temannya diteror.