Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TERBARU Unjuk Kekuatan KKB Papua Hadapi TNI-Polri, Ratusan Teroris Keluar dari Persembunyian

 


Update terbaru aksi unjuk kekuatan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua untuk menghadapi TNI-Polri.

Ratusan anggota teroris KKB Papua keluar dari persembunyian.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT mengakui KKB Papua saat ini lebih militan dan lebih muda. 

KKB Papua yang saat ini sering menyerang TNI-Polri hingga jatuh korban tewas, telah melakukan regenerasi.

Dalam sebuah video memperlihatkan aktivitas KKB Papua tersebar dan viral di media sosial.

Video tersebut memperlihatkan suasana di sebuah lapangan.

Tak disebutkan di wilayah mana video tersebut diabadikan dan kapan gambar itu diambil.

Tak diungkapkan pula Kelompok Kriminal Bersenjata itu di bawah pimpinan siapa.

Namun terlihat seorang pria berpakaian loreng sepertinya memimpin kegiatan tersebut.

Pria tersebut selalu berada pada posisi paling depan pada kegiatan itu.

Awalnya, pria yang bertubuh gempal tersebut berbicara dalam bahasa daerah kepada pasukannya.

Beberapa saat kemudian, yang bersangkutan ditemani beberapa pria bersenjata lainnya lari mengelilingi kelompok bersenjata tersebut.

Setelah dua tiga putaran, pria tersebut kemudian berlari ke arah depan dan diikuti oleh anggota pasukan tersebut.

Suasana pun menjadi histeris kala para pria yang berlari tersebut memekikan suara khas Papua.

Mereka berteriak sambil berlari-lari kecil mengikuti ke mana arah pimpinannya itu berlari.

Disela-sela teriakan itu terdengar pula bunyi peluit seakan memberikan aba-aba.

Setiba pada salah satu sisi lapangan terbuka, mereka kemudian berlari kembali ke tempat awal.

Begitu dan seterusnya sampai beberapa kali.

Dan tak lama berselang, mereka kembali berlari tapi bukan seperti sebelumnya.

Kali ini pasukan bersenjata tersebut justru lari mengitari tiang di tengah lapangan yang berbendera bintang kejora.

Tak diketahui persis apa maksud dari kegiatan yang dilangsungkan di lapangan terbuka itu.

Namun terbersit pesan bahwa kegiatan itu digelar KKB dengan tujuan membangkitkan spirit melawan prajurit TNI Polri yang disebut sebagai teroris Indonesia.

Video tersebut ditonton ribuan kali dengan banyak komentar yang diposting oleh warganet.

@I'm said menuliskan: tanah yang subur telah ternoda oleh darah dari saudara mereka sendiri. Sesama Orang Asli Papua (OAP) saja masih suka perang suku, gimana nanti merdeka?

Sementara @anang s menuliskan setiap hari cuma nyanyi, nari terus perang antar suku lalu salahkan pemerintah Indonesia karena tak bisa mensejahterakan rakyat. Coba kalian pikir, bagaimana bisa maju kalau budayanya seperti itu?

Masih ada lagi komentar yang tertulis pada kolom komentar pada video yang viral di media sosial tersebut.

Untuk diketahui, sampai saat ini bendera bintang kejora terus berkibar di Tanah Papua.

Bendera ini dikibarkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di daerah itu.

Selain itu, kelompok pengacau keamanan juga terus melakukan serangkaian serangan terutama kepada TNI Polri.

Kerap kali Kelompok Kriminal Bersenjata ini juga menyerang warga sipil dan membakar rumah-rumah penduduk serta gedung sekolah.

Hingga saat ini, tak sedikit nyawa melayang akibat tindakan beringas kelompok bersenjata tersebut.

Sementara baru-baru ini, seorang pendeta mengungkapkan fakta yang mengejutkan tentang perilaku anggota KKB.

KKB tak hanya menyerang TNI Polri dan membunuh warga sipil baik remaja dan orang dewasa tetapi juga anak-anak.

Kekejaman KKB tersebut tak hanya dilakukan terhadap kaum pria tetapi juga kepada perempuan.

Bahkan sang pendeta itu mengatakan bahwa KKB di Papua telah menghancurkan masa depan anak-anak gadis dan anak-anak perempuan di bawah umur.

"Papua telah menjadi zona hitam karena kebengisan KKB yang dilakukannya dengan sesuka hati," kata pendeta bernama Jufinus Mawa.

Atas kondisi itu, maka sang pendeta Jufinus Mawa berterima kasih kepada TNI Polri yang telah hadir di Papua.

Ia menyerahkan sepenuhnya semua masalah di Papua kepada pemerintah dan kepada TNI Polri.

"Kami senang karena aparat TNI Polri telah hadir di Papua. Kehadirannya ini telah membuat suasana lebih tenang, lebih kondusif," ujarnya.

Untuk diketahui, sampai saat ini Papua masih bergolak. Pergolakan itu dilakukan oleh kelompok kriminal yang berbekal senjata api dan senjata tradisional.

Kelompok kriminal tersebut merupakan bagian dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Kelompok itu melancarkan aksinya hanya untuk satu tujuan yakni meraih kemerdekaan.

Sementara untuk mewujudkan tujuan tersebut, KKB juga selalu melakukan provokasi kepada masyarakat.

Bahkan untuk menambah anggotanya, KKB juga merekrut para pemuda dan anak-anak di bawah umur, untuk dilatih berperang.

Perekrutannya dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah mengiming-iming untuk dipekerjakan pada perusahaan swasta yang ada di Papua.

Dan, tatkala para pemuda itu tergiur dengan bujuk rayu tersebut, saat itulah mereka diantar kepada panglima KKB untuk digembleng.

Meski demikian, banyak pula anak-anak muda yang tak mau bergabung dengan KKB. Ini terjadi setelah TNI Polri memberikan

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut bahwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang kerap berbuat onar di sejumlah daerah di Papua akhir-akhir ini sedang mengalami proses regenerasi dari generasi tua ke generasi yang lebih muda.

Sebagian di antara mereka, terutama sejumlah orang yang diidentifikasi sebagai pemimpin kelompok, merupakan generasi ketiga atau anak-anak dari dedengkot kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM)

Demikian dikatakan Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar, dalam wawancara eksklusif dengan The Interview, di Jakarta, Kamis, 28 April 2022.

"Mereka sedang pada taraf memiliki semangat yang tinggi untuk melakukan kekerasan, meneruskan tradisi yang dilakukan para pendahulunya--orangtuanya, kakeknya," ujarnya.

Aparat keamanan, pasukan gabungan dalam Satgas Damai Cartenz maupun petugas reguler, katanya, menghadapi kelompok itu dengan kesiapsiagaan tinggi karena mereka, selain masih muda, juga militan. (*)