Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Juru Kunci Makam Pangeran Samudro di New Kemukus Soal Ritual Hubungan Badan

 


Makam Pangeran Samudro dan ibunya Ontrowulan di New Kemukus Sumberlawang, Sragen, memang memiliki cerita tersendiri di masyarakat.

Tidak sedikit masyarakat dari Sragen bahkan luar daerah Sragen berbondong-bondong mengunjungi makam yang berada di Dukuh Kedunguter, Desa Pendem, Sumberlawang itu.

Tojiman (80) salah satu juru kunci makam Pangeran Samudro mengatakan kebanyakan masyarakat yang berziarah adalah seorang pengusaha.

Mereka berdoa agar usahanya lancar.

"Seng mriki tiang katah, nyuwun e nggeh macem-macem. Seng katah pengusaha, dagang supaya dagangnya lancar, swasta ya banyak (Yang kesini banyak, mintanya ya macam-macam. Yang banyak pengusaha dagang)," kata Tojiman.

Tojiman melanjutkan mereka berasal dari berbagai daerah dari mulai Palembang, Sumatra, Lampung, Cianjur, Ciamis, Sukabumi, Pelabuhan Ratu, Jakarta,.

Ya, Tojiman mengaku sudah banyak wisatawan asing yang telah mengunjungi makam Pangeran Samudro sebelum adanya Pandemi Covid-19 menyerang.

Sementara itu ketika ditanya mengenai ritual yang mengharuskan berhubungan badan dengan bukan pasangannya itu tidak ada.

"Itu tidak ada (berhubungan badan dengan buka pasangan), tidak benar. Yang benar berdoa saja di sini, mendoakan Pangeran Samudro dan Ontrowulan tetap mintanya sama Allah," lanjut dia.

Tojiman melanjutkan tidak sedikit dari mereka yang berhasil setelah berdoa di makam Pangeran Samudro dan Ontrowulan akan melakukan syukuran berupa "bancaan".

Tujuh Turunan

Tojiman sendiri merupakan salah satu dari lima juru kunci Makam Pangeran Samudro.

Kelima juru kunci merupakan warga asli sekitar makam.

Tojiman mengaku dirinya merupakan keturunan ketujuh yang menjadi juru kunci.

"Ada lima juru kunci dari warga sekitar, semua warisan dari simbah-simbah. Saya saat ini keturunan ketujuh," katanya.

Dirinya berjaga setiap hari Minggu. Tojiman juga telah 50 tahun menjadi juru kunci makam Pangeran Samudro.

Untuk pengunjung, dia mengaku saat ini agak berkurang sejak Pandemi Covid-19. Meskipun sekitar makam telah direnovasi juga tidak banyak yang berkunjung ke makam.

"Agak berkurang setelah ada Covid, dulu sebelum Covid tidak terhitung yang datang ke sini. Sekarang ya sepi," tandasnya. (uti)