Ini Sikap Anak Sahrul Gunawan Kala Ayu Ting Ting Mau Jadi Ibu Tirinya, Ivan Gunawan Bereaksi
Bukan rahasia umum jika artis Sahrul Gunawan menarih hati pada pedangdut Ayu Ting Ting. Hal ini kembali diungkapnya di depan Ruben Onsu dan Ivan Gunawan.
Bahkan, Sahrul Gunawan sudah membayangkan jika nanti putri Ayah Ozak itu menjadi pendamping hidupnya.
Lantas bagaimana reaksi sang anak Sahrul Gunawan jika nanti punya ibu tiri yakni Ayu Ting Ting?
Kini, Ayu Ting Ting dan Sahrul Gunawan dipertemukan dalam acara Brownis Trans TV yang dipandu oleh beberapa host yakni Ruben Onsu, Ivan Gunawan, Wendy Cagur dan salah satunya sang pedangdut.
Dalam syuting menjadi bintang tamu Brownis Trans TV tersebut, Sahrul Gunawan pun mengajak anaknya Ezzar Gunawan.
Sahrul Gunawan dan Ayu Ting Ting kembali bernostalgia terkait kedekatannya dulu.
Namun, kini sosok Desy Ratnasari, artis sekaligus anggota Komisi X DPR RI juga santer dikaitkan dengan Sahrul Gunawan.
Bahkan Ivan Gunawan sempat meminta Sahrul Gunawan untuk memilih di antara Ayu Ting Ting dan Desy Ratnasari.
Namun, Sahrul Gunawan tidak bisa memilih salah satu di antaranya karena dianggap sama-sama memiliki kriteria pendamping yang berbobot.
Sahrul Gunawan pun pesimis ditolak oleh dua wanita cantik tersebut.
Namun begitu, Wakil Bupati Bandung tersebut justru memberikan sinyal khusus untuk Ayu Ting Ting.
Hal tersebut terekam dalam cuplikan video tayangan Brownis Trans TV episode Senin (18/7/2022) yang diunggah oleh akun instagram fanbase Ayu Ting Ting, @fitriwhy04.
Saat itu, Sahrul Gunawan mengaku membayangkan berumah tangga dengan ibunda Bilqis Khumairah Razak tersebut.
Tak tanggung-tanggung, Sahrul Gunawan membayangkan Ayu Ting Ting menjadi istrinya.
"Sekarang lagi di sini nih kok ngebayangin eee apa namanya jadi apa namanya ibu Wabup gitu, " tutur Sahrul Gunawan.
Ayu Ting Ting sontak saja jadi salah tingkah usai mendengar ucapan Sahrul Gunawan.
"Jangan A' saya mah..... " ujar Ayu Ting Ting.
Ivan Gunawan kemudian mempertanyakan nasib Ayu Ting Ting apabila dinikahi Sahrul Gunawan mengingat ia merupakan seorang penyanyi dangdut.
"Ayu mah gak neko-neko kalo udah sama Aa masih boleh dangdutan gak? Nanti gak dibukain pintu rumah dinas pulangnya malam, " tanya Ivan Gunawan.
"Gak papa yang penting pakaiannya masih sopan, " ucap Sahrul Gunawan.
Tak hanya itu saja, Sahrul juga langsung menawarkan Ayu Ting Ting untuk menjadi ibu dari anaknya.
"Kakak kakak kalo nanti punya adik lagi, Bilqis, mau gak kak?, " ucap Sahrul Gunawan.
Mendengar hal itu, putra Sahrul Gunawan hanya tertawa.
Alasan Sahrul Gunawan suka dengan Ayu Ting Ting beberapa di antaranya karena cantik dan bermental baja.
"Dia yang kondisinya single mom ya aku salut terus orangnya tahan dengan segala macam penilaian orang dan lain-lain, " aku Sahrul Gunawan.
"Hah kata siapa A' yang di luar mah gitu, " sahut Ivan Gunawan.
"Maksudnya tu dia kuat tidak terbawa suasana gitu lho, " ucap Ruben Onsu.
"Ya yang jelas cantik, " sambung Sahrul Gunawan.
Membagi peran antara karier dan keluarga, adalah yang utama. Namun di sini lah kekuatan sebenarnya seorang perempuan diuji.
"Hebatnya perempuan bekerja ini tidak hanya bekerja di kantor tapi juga di rumah, dan tetap berkomitmen pada keluarga dan mereka sukses," tukas Rustika Thamrin, Spsi, CHt, CI, MTLT, psikolog dari Brawijaya Women and Children Hospital, saat bincang-bincang "How to be a Happy & Productive Career Women" di Thamrin Nine, Jakarta Pusat, Jumat (27/1/2012) lalu.
Meski sebenarnya tidak ada larangan bagi perempuan untuk bekerja, namun ternyata sampai sekarang masih ada masalah yang sering mereka hadapi, khususnya dari dalam keluarga sendiri.
1. Multi peran istri dalam keluarga.
Perempuan bekerja memang harus siap multitasking untuk melakukan tugas-tugas rumah tangga maupun kantor.
Bekerja di luar rumah meskipun menjadi suatu upaya aktualisasi diri, dan pilihan diri sendiri, seringkali menimbulkan berbagai masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri.
"Butuh adanya kerjasama dengan pasangan Anda, agar keluarga dan pekerjaan berjalan seimbang," ujar Rustika.
Namun, seringkali suami kurang mengambil peran dalam keluarga, sehingga lebih cenderung membebankan semua masalah urusan rumah tangga mereka kepada perempuan.
2. Jabatan istri lebih tinggi.
Saat ini, perempuan mulai dipercaya untuk menduduki posisi yang cukup tinggi di sebuah perusahaan. Tak jarang, hal ini akan menjadi masalah ketika ia sudah menikah dan memiliki jabatan dan gaji yang lebih tinggi daripada suami.
Dalam budaya Indonesia, pria atau suami adalah kepala keluarga, sehingga seringkali menganggap perempuan atau istri tidak bisa menempati posisi yang lebih tinggi darinya.
Ketika berada dalam posisi kalah, pria bersikap inferior dan merasa minder dari perempuan.
"Hal ini akan membuat pria akhirnya berusaha menunjukkan dominasi dan kekuatan terhadap pasangannya, seringkali tanpa alasan yang jelas dan mengada-ada, dan istri harus patuh," bebernya.
3. Gaji istri lebih tinggi
Sebuah perusahaan pasti memiliki standar gaji sendiri. Jadi, sekalipun menduduki posisi staf biasa, bisa saja gaji yang kita terima lebih besar daripada gaji dengan posisi lebih tinggi di perusahaan lain.
Nah, ketika gaji istri lebih besar daripada suami, suami bisa saja merasa kalah. Egonya sebagai kepala keluarga pun akan mulai terusik. "Karena hal ini, suami tak segan menyuruh istrinya untuk berhenti bekerja," tambah Rustika.
4. Kultur yang tak mendukung perempuan bekerja
Perempuan bekerja juga akan terbentur pada adanya budaya tradisional di masyarakat. Ketika istri bekerja di luar rumah, tak jarang orangtuanya sendiri yang akan melarangnya untuk bekerja.
Alasannya, istri seharusnya bertugas di rumah untuk melayani suami dan anak-anaknya. Ketika anak-anak menjadi tak terurus, entah kesehatannya yang terganggu, atau prestasi sekolahnya yang menurun, kesalahan akan dibebankan pada ibu.
5. Keamanan kerja
Keamanan menjadi salah satu faktor hal yang menjadi masalah besar pada perempuan, terutama jika sedang bekerja lembur sampai larut malam.
Tak jarang dengan alasan lelah, suami tidak bersedia menjemput sang istri di tempat kerjanya. Atau, karena bekerja adalah pilihan dan keputusan istri, maka pulang larut malam adalah resiko yang harus ditanggungnya sendiri.