Trend cowok zaman sekarang lebih suka perempuan mature dan resiko menikahi brondong
Konon banyak yang melihat kecenderungan cowok zaman sekarang lebih suka dengan perempuan mature.
Katanya perempuan mature atau yang berumur itu tidak suka aneh-aneh alias tidak perlu banyak drama. Hmm, bulsit ah...!!
Tapi okelah. Kira-kira kenapa cowok zaman sekarang lebih menyukai perempuan yang sudah matang dan berpengalaman?
Nah, itu bisa jadi karena si cowok sudah bosan atau capek dengan yang seumuran, atau tidak suka terlalu drama.
Lantas bagaimana sebaliknya, kenapa seorang perempuan matang dan berpengalaman juga mau menerima cowok brondong?
Melalui vlog Irwa Rahayu, eks Janda cantik beranak tiga di Bandung membeberkan alasan menerima suami delapan tahun lebih muda.
Alasannya karena jomblo dan mungkin kesepian, kemudian tiba-tiba ada cowok datang mau kenalan.
Sebagai perempuan yang lebih matang awalnya ada perasaan cemas melihat suami baru merintis, tetapi itu sepintas di awal pernikahan.
"Pas nikah sih agak cemas, cuman saya lihat teman yang materinya menengah ke bawah bisa bahagia, adem. Jadi saya pikir kalau nikah bisa seperti dia meskipun ternyata tidak," katanya sambil tertawa.
Apalagi kalau sudah yang namanya bucin alias cinta buta maka kelarlah hidup lo.
Dalam perbincangan itu juga menganjurkan beberapa point penting terutama bagi yang mau nikah.
Pointers itu seperti memastikan cinta atau suka sama suka, bicarakan tanggungjawab rumah tangga, dan bagaimana menjaga perasaan pasangan.
Dari obrolan si Eneng juga mengakui bahwa suami brondongnya itu sangat pencemburu.
Jadi dia harus bisa menjaga feelnya tetap menjadi penyedap untuk keharmonisan rumah tangganya.
Si Eneng menyarankan tips untuk itu, misalnya sering vicall supaya pasangan tau dia dimana dan sedang melakukan apa.
Menurut Irma ada tiga pondasi penting dalam pernikahan yaitu trust, komunikasi, dan seks.
Kalau ketiga komitmen ini sejalan dengan pasangan bisa dipastikan pernikahan akan langgeng.
"Kalau soal itu sih oke banget, cuma semakin tua staminaku kan semakin turun, nah itu bagaimana nanti. Tapi kata si dia sih enggaklah," kata si Eneng menceritakan suaminya.
Dari ekspresi ceritanya cukup tergambar kebahagian, tapi sedapat mungkin sebelum pernikahan itu dibicarakan dengan pasangan.
Sepengakuan si Eneng ada sih khawatir suatu saat tidak lagi mampu melayani suami.
Tapi setelah dikomunikasikan bersama dan tidak masalah semuanya bisa jadi lancar.
Masa penjajakan pun jangan terlalu lama, minimal sudah kenal temannya, keluarganya, dan pernah berantem.
Kalau ketiga hal itu bisa dilalui dan tetap bertahan, artinya masing-masing punya komitmen ideal untuk jenjang pernikahan.***