Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gaji Karyawan di Rumah Ameena Tersentil, Uang Bulanan Aurel dari Atta Halilintar Bikin Ussy Syok

 


Artis Aurel Hermansyah buka rahasia soal jatah uang bulanan dari Atta Halilintar pada Ussy Sulistiawaty.

Ternyata, pengakuan ibu Ameena Hanna Nur Atta itu membuat Ussy Sulistiawaty syok.

Aurel Hermansyah juga membeberkannya pada istri Andhika Pratama terkait gaji karyawan AHHA.

Hal ini terungkap dari tayangan youtube Ussy Andhika, 4 Agustus 2022.

Saat ditanya oleh Ussy Sulistiawaty, berapa uang bulanan Aurel Hermansyah, ia enggan menjawab secara gambalang berapa.

Ussy Sulistiawaty yang saat itu diundang oleh Aurel Hermansyah untuk membuat konten masak bersama, bertanya apakah Atta memberikan uang bulanan 1 Miliar perbulan.

"Ga lah, kira-kira sama kayak tante Ussy. Tapi aku ga tau tante Ussy berapa," kata Aurel Hermansyah.

Ussy menyebut tidak mungkin dibawah 500 juta, karena diketahui, Aurel Hermansyah memang suka membeli tas branded setiap bulannya.

"Hah 1 M sebulan? 1,2? Kan B25, K25 itu kan 1,5 Milyar kalau yang baru. yang secound aja 700 juta," kata Ussy bertanya.

Enggan menyebut berapa pastinya, Anak Anang Hermansyah ini hanya menyebut jika uang bulanan yang diberi Atta Halilintar sebesar 3 digit.

"Ga, bukan gitu. Yaudah kurang lebih 3 digit lah," kata perempuan yang suka disapa Loli itu.

Diketahui karyawan yang ada di rumah Aurel dan Atta sekitar 20 orang, Ussy menyimpulkan jika uang bulanan Aurel diatas 500 juta.

"Ya makanya aku tanya, kan kariyawan ada 20, gaji karyawan perbulan, tiap bulan beli tas, ya pastinya diatas 500 Juta itu," kata istri Andhika Pratama.

Ternyata, Aurel mengira Ussy menanyakan uang bulanan yang diberikan oleh Atta khusus untuk jajannya.

"Oalah kalau digabung dengan itu mah, kirain uang yang khusus buat aku," katanya.

Sontak Ussy kaget mendengar pernyataan Aurel, ternyata uang bulanan dapur dan uang jajan Loli berbeda.

"MasyaAllah, Allahuakbar, aduh ginjalku meronta-ronta," kata ibu anak 5 itu.

Aurel kembali menanyakan kepada Ussy yang disebutnya sebagai tante, ia menanyakan uang bulanan yang seperti apa.

"Duit bulanan tu duit apa dulu nih. Duit jajan ya duit jajan. Aku ga pernah minta, jadi abis nikah aku ada orang finance kan, suka dikasih bang Atta kan," katanya.

Aurel menjelaskan jika uang bulananya memang berbeda dengan uang jajannya.

"Aku pikir kan sama tu, ternyata pas aku tanya kenapa ga berkurang uangnya, kata Bang Atta uang jajannya emang beda, jadi aku bersyukur aja," katanya sambil malu-malu.

Uang Belanja Kok Dijatah

Linda, sebut saja begitu, sudah 3 tahun menikah. Namun, sejak menikah hingga sekarang ia tak pernah tahu berapa besar gaji suaminya setiap bulan.

"Saya cuma dikasih uang belanja setiap minggu Rp 150.000. Pinter-pinternya saya deh, gimana ngaturnya," tutur wanita 32 tahun ini dikutip kompas.com.

Sebenarnya, persoalan uang belanja yang dijatah ini, menurut psikolog Widyarto Adi, Psi, lebih disebabkan tak adanya kedudukan yang setara antara suami dan istri.

"Suami tak percaya kalau istrinya mampu mengelola keuangan keluarga sehingga ia berpikir istrinya tak perlu tahu berapa besar gajinya dan untuk keperluan sehari-hari keluarga si istri dijatah, yang besarnya uang sudah ditentukan oleh suami," katanya.

Itulah mengapa Widyarto menekankan, kesetaraan suami-istri sangat mutlak diperlukan agar pengelolaan keuangan di dalam keluarga menjadi lebih mudah.

"Biasanya istri yang akan ditunjuk sebagai 'menteri keuangan' keluarga yang bertanggung jawab dalam mengelola gaji suami. Tentu dilakukannya secara terbuka dan transparan oleh suami maupun istri pada saat mengelolanya," paparnya. Dengan demikian, istri harus tahu berapa besar gaji maupun hasil sampingan suaminya.

Kendati istri adalah "menteri keuangan", namun dalam pengelolaannya, menurut Widyarto, seyogianya suami juga dilibatkan. "Tapi tentu tak terlibat dalam semua hal," tukasnya. Misalnya, suami dapat dilibatkan dalam menentukan ke mana sofa di ruang tamu akan direparasi karena kebetulan si suami lebih mengetahui tempat reparasi sofa yang lebih murah.

"Kalaupun suami enggak mau dilibatkan atau melibatkan diri, ya enggak apa-apa. Yang penting istri selalu terbuka terhadap keterlibatan suami," ujarnya.

Sistem Satu Pundi

Adapun mengenai sistem pengelolaan keuangan dalam keluarga, menurut Widyarto, bisa dipilih sistem satu pundi atau dua pundi. Tentu masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Pada sistem satu pundi, terang Widyarto, penghasilan istri dan suami dijadikan satu. Dengan demikian, pengeluaran jadi lebih terkontrol karena suami dan istri sama-sama mengetahui sehingga dapat saling mengingatkan.

Menurut Widyarto, sistem satu pundi lebih tepat digunakan oleh suami-istri yang penghasilannya relatif masih sedikit atau si istri tak bekerja.

Dengan begitu, pengelolaan keuangannya dapat diserahkan kepada istri atau bisa juga suami yang langsung mengelola dan istri pun tahu penggunaan uang tersebut.

"Tapi sebaiknya sih pengelolaan uang diserahkan kepada istri saja kalau istrinya tak bekerja. Soalnya, para suami umumnya jarang sekali mau memikirkan hal-hal sepele dalam masalah pengeluaran keluarga," tuturnya.

Bagi suami-istri yang sama-sama bekerja dengan penghasilan relatif mencukupi, akan lebih ideal bila digunakan sistem dua pundi karena masing-masing pihak akan lebih leluasa untuk mengelola sendiri uang pendapatannya. Bukankah masing-masing punya pundi sendiri?

"Tapi tentu dengan tak meninggalkan kesetaraan, ya," pesan Widyarto seraya melanjutkan, "karena kesetaraan adalah manifestasi gejala penghargaan dari masing-masing pihak kepada pasangannya."

Yang perlu diingat, pada sistem dua pundi siapa pun yang lebih besar penghasilannya, tanpa terkecuali, akan menanggung keuangan keluarga lebih besar dari pasangannya.

"Jadi, kalau suami gajinya lebih besar, ia dapat menanggung biaya pengeluaran yang besar-besar, seperti rekening telepon, asuransi mobil, uang pangkal masuk sekolah anak-anak, perbaikan rumah, dan sebagainya. Sedangkan istri yang membayar iuran sekolah anak, belanja sehari-hari, maupun gaji pembantu." Begitu pula sebaliknya kalau istri yang lebih besar penghasilannya.