Kisah Wanita Asal Malang Dinikahi Pria Jepang, 7 Bulan Pacaran Langsung Diajak Serius
Pernikahan beda negara memang membutuhkan proses yang tak mudah. Ada sederet tahapan yang perlu dilewati oleh pasangan sebelum bisa bersatu di pelaminan, Bunda.
Hal itu juga dirasakan oleh Claudia, seorang wanita asal Malang yang kini menetap di Jepang. Ia pindah ke Negeri Sakura sejak 2017 untuk bekerja hingga pada akhirnya menikah dengan pria Jepang bernama Wataru.
Lewat kanal YouTube Claud and Wata in Japan, wanita yang menggeluti bidang IT dan teknik elektro itu bertemu dengan Wataru ketika mereka sama-sama bekerja di sebuah perusahaan Jepang.
"Kita cuma teman biasa saat itu. Kita sempat pergi ke DisneySea saat itu tapi berlima sama teman-teman yang lain juga. Setelah kelas employee training itu berakhir kita malah lost contact selama setahun karena memang pekerjaan dan kepentingan kita enggak ada yang beririsan," cerita Claudia ketika dihubungi oleh HaiBunda belum lama ini.
Tak disangka, mereka kembali dipertemukan satu tahun kemudian karena Wataru yang meminta bantuan Claudia untuk menjadi rekan latihan Bahasa Inggris. Waktu berlalu hingga akhirnya mereka jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Pernikahan yang diadakan tepat satu hari setelah ulang tahun Claudia menjadi momen yang membahagiakan. Meski begitu, pernikahan tersebut terasa kurang lengkap karena tak dihadiri oleh keluarga Claudia.
Mereka menikah pada 28 Februari 2021 di Kedutaan Besar Indonesia di Tokyo. Kala itu, pandemi COVID-19 membuat akses masuk ke Jepang masih sangat terbatas sehingga keluarga Claudia tidak bisa menyaksikan pernikahan mereka.
Meski tanpa didampingi oleh keluarga dan orang tua, Claudia tetap melangsungkan pernikahan dengan Wataru. Mereka pun telah melengkapi berbagai dokumen yang dibutuhkan.
"Yang paling penting adalah surat dari KUA domisili di Indonesia yang ditandatangani wali dan KUA setempat, serta surat kon-in todoke semacam surat pengajuan nikah ke ward office di Jepang," papar Claudia.
"Lalu submit semua dokumen itu ke KBRI Indonesia, dapat surat pengantar, lalu submit lagi di ward office Jepang sebagai pertanda kalau KBRI sudah approve. Jadi sudah sah di kedua negara. Kalau sudah m semua step-step dan persyaratannya, InsyaAllah lancar," ujarnya.
Claudia juga menjelaskan, pernikahan mereka dilakukan bersama penghulu yang merupakan petugas dari KBRI dari Kementerian Agama. Mereka juga melakukan ijab kabul di KBRI agar pernikahannya sah secara agama dan kedua negara.
"Karena kalau misal akad nikah di masjid di Jepang itu hanya akan dianggap nikah siri. Tidak diakui secara hukum. Nah, untuk melindungi khususnya pihak wanita, makannya KBRI menyiapkan jasa penghulu agar pernikahannya juga sekaligus sah di mata hukum Indonesia," kata Claudia.
Claudia mengaku, prosedur pernikahan dan perbedaan budaya dengan suami tak terlalu menjadi penghalang mereka bersatu di pelaminan. Akan tetapi, ia lebih mendapatkan tantangan ketika meminta restu dari mertua Jepang. Baca kelanjutan di halaman berikutnya.
Bagi Claudia, perbedaan budaya tak terlalu menjadi masalah. Pasalnya, pemilik akun Instagram @claudiakhans ini telah beradaptasi dengan budaya Jepang sejak menetap di sana pada 2017.
Claudia juga tidak kesulitan meminta restu dari orang tuanya di Indonesia untuk menikah dengan pria Jepang. Namun, respons yang berbeda datang dari calon mertuanya pada saat itu.
Claudia cukup kesulitan meyakinkan orang tua Wataru untuk mau bertemu dengan mereka sebagai pasangan kekasih yang akan segera menikah, Bunda.
"Memang sih untuk standar orang Jepang, hubungan kami sampai berniat dan mempunyai keinginan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan terbilang cukup cepat. Tujuh bulan pacaran, Wataru sudah mau ngenalin aku ke orang tuanya," ujar Claudia.
"Kalau di Jepang kan, ketika pacar ketemu orang tua berarti sudah mau melangkah ke jenjang yang lebih serius. Secara, aku ini foreigner. Pasti orang tuanya punya kekhawatiran, aku pun mungkin akan gitu juga kalau ada di posisi yang sama," tuturnya.
Beruntung, orang tua Wataru pada akhirnya mau menerima hubungan mereka dengan syarat tertentu. Mereka berjanji untuk melakukan pertemuan setahun setelahnya. Hal itu dilakukan untuk melihat keseriusan Wataru dan Claudia, Bunda.
"Mereka mau lihat apakah kita masih bareng-bareng saat itu. Sampai pada akhirnya, setahun berselang, orang tua Wataru pun menepati janjinya. Bertemu secara formal layaknya Japanese couple lain yang meminta restu orang tua untuk menikah. Kami bertemu di salah satu restoran yang ada di Shinjuku," Claudia bercerita.
Rasa tegang tak luput dari hati Claudia pada saat itu. Namun untungnya, pertemuan berjalan dengan sangat lancar. Kedua orang tua Wataru memberikan restu dan bahagia atas keputusan mereka, Bunda.
Sudah setahun menikah, pasangan ini bahagia menjalani kehidupan rumah tangga mereka. Claudia dan Wataru menetap di Kota Kawasaki dan sama-sama bekerja sebagai konsultan di Tokyo. Baca di halaman selanjutnya, Bunda.
Setelah menikah pada awal 2021, Claudia dan Wataru kini sibuk menjalani kehidupan sebagai konsultan. Mereka juga selalu melakukan quality time bersama di sela-sela waktu luang.
"Kesibukan kami selain fulltime consultant from 9 to 5, adalah ikutan tennis club tiap minggu, dan sometimes I am making video for social media, and Wataru is writing blog. We are very grateful for what we have now," ucap pemilik akun TikTok @claudwata itu.
Menikah dengan pria Jepang tak membuat Claudia mengalami kesulitan karena faktor perbedaan budaya. Sebaliknya, ia justru merasakan banyak kebahagiaan. Apalagi, Wataru merupakan pria yang sangat rendah hati dan tidak pernah bersikap posesif.
He lets me hang out with friends. Kita juga selalu kerja sama dalam beresin rumah, masak, dan mengambil keputusan. Of course, kita punya sifat yang berbeda tapi I just feel so matched, comfortable and he's perfect for me. Mungkin dia adalah orang ter-humble yang pernah kutemui," ungkap Claudia.
Baru-baru ini, Claudia mengajak Wataru mengunjungi adik dan ibundanya di Indonesia. Suaminya langsung menjadi pusat atensi di keluarga mereka, Bunda.
"Jadi tiap hari itu kita kedatangan tamu karena kita nikahnya di Jepang jadi belum sempat ketemu keluarga besar. Jadi keliling deh tuh pakai becak motor hehe seru deh. Wataru became a sort of celebrity there. My Mom's friends, beliau-beliau minta foto bareng Wataru," ia bercerita.
"Maklum, rumahku di Lamongan. Kota kecil yang jarang banget ada foreigner apalagi orang Jepang kan," imbuhnya.
Menjadi pusat perhatian begitu pulang ke Indonesia, Wataru sempat mengalami berbagai hal mengejutkan. Tak dapat dimungkiri, perbedaan suasana di negara yang berbeda memang dapat menyebabkan culture shock ya, Bunda?
"Dia amazed sama jumlah motor yang lalu lalang di jalan. Dia kaget banget waktu ada motor yang tiba-tiba memotong jalan mobil kita. Dia bilang, dia enggak akan nyetir sendiri kalau di Indonesia," kata Claudia.
"Lalu ini sih yang paling bikin dia syok. Dia baru tahu kalau di beberapa negara selain Indonesia, toilet paper enggak boleh di-flush. Dia syok dan merasa bersalah karena selama ini selalu flush toilet paper-nya. Kalau di Jepang memang toilet paper-nya terbuat dari bahan yang mudah larut pakai air," ujarnya.