Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menduga Ada Penumpang Gelap di Kasus Ferdy Sambo, Hermawan Sulistyo Tegas Sebut Nama Profesor Ini

 


Penasihat Ahli Kapolri, Prof Hermawan Sulistyo menduga ada penumpang gelap dalam kisruhnya kasus pembunuhan Brigadir J yang diotaki Ferdy Sambo.

Hal tersebut disampaikan Hermawan Sulistyo saat menjadi narasumber di Kompas Petang.

"Banyak penumpang gelap," ucap Hermawan Sulistyo dikutip TribunJakarta dari YouTube Kompas TV.

Hermawan Sulistyo lalu mengaku melihat video seorang profesor di YouTube, yang menyampaikan pandangan kontrovesial soal Mabes Polri.

Menurut Hermawan Sulistyo, profesor tersebut menyarankan agar Mabes Polri dibubarkan.

Mendengar pernyataan Hermawan Sulistyo, pembawa acara Kompas Petang sontak penasaran siapa sosok profesor yang dimaksud.

"Ini saya nemuin ada profesor saya enggak tahu ini benar profesor apa engga," ucap Hermawan Sulistyo.

"Bisa ngomomg di YouTube Mabes itu mafia besar katanya, bubarin aja Mabes Polri," tegasnya.

Siapa Prof?" tanya pembawa acara.

Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Univesitas Bhayangkara Hermawan Sulistyo ungkap peranan penting mantan penasihat Kapolri, Fahmi Alamsyah dalam kasus Brigadir J.

Dengan tegas Hermawan Sulistyo menyebut profesor tersebut, adalah Profesor Suteki.

Penelusuran TribunJakarta, Prof Suteki merupakan guru besar di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.

"Profesor Suteki, dia mikir enggak?" kata Hermawan Sulistyo.

Menurut Hermawan Sulistyo gagasan atau saran yang disampaikan Prof Suteki sangat berbahaya, kalau sampai direalisasikan oleh DPR.

Hermawan Sulistyo lalu membeberkan bahaya atau permasalahan yang akan timbul jika Mabes Polri dibubarkan.

Kolase 5 foto tersangka pembunuhan berencana Brigadir J. (Atas kiri-kanan) Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. (Bawah kiri-kanan) Bharada E, Kuat Maruf, Bripka RR. Dari kelimanya kecuali Kuat Maruf, menghadiri rapat kilat prakesekusi Brigadir J di lantai 3 rumah Jalan Saguling III, Kompleks Pertambangan, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).
Kolase 5 foto tersangka pembunuhan berencana Brigadir J. (Atas kiri-kanan) Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. (Bawah kiri-kanan) Bharada E, Kuat Maruf, Bripka RR. Dari kelimanya kecuali Kuat Maruf, menghadiri rapat kilat prakesekusi Brigadir J di lantai 3 rumah Jalan Saguling III, Kompleks Pertambangan, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

"Gagasan ini karena dianggap dari Profesor, terus ditangkap anggota DPR, lalu diubah struktur Polri, anggarannya dari mana?" tegas Hermawan Sulistyo geram.

"Anggaran itu kan terpusat, enggak bisa langsung ke Polda, nanti rebutan," imbuhnya.

Hermawan Sulistyo menilai alasan Prof Suteki menyampaikan saran kontroversial tersebut, karena ingin muncul di TV.

"Pengen nampang di TV kali," ucap Hermawan Sulistyo.

Tak cuma soal anggaran, apabila Mabes Polri dibubarkan Indonesia juga akan mengalami kesulitan jika ada kasus kejahatan berhubungan dengan negara lain.

Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Andi Rian, mengumumkan istri mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, yakni Putri Candrawathi, sebagai tersangka pembunuhan berencana ajudannya, Brigadir J, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (19/8/2022). Penyidik menemukan alat bukti Putri Candrawathi ikut terlibat bersama suaminya dalam perencanaan pembunuhan Brigadir J.

"Kalau itu dilakukan yang mewakilkan indonesia ke dunia luar itu siapa? Terus kalau interpol kejahatan lebih dari satu Polda, Polda yang mana?" ucap Hermawan Sulistyo.

"Ini pikiran yang kaya gini, yang tidak kapasitas mending tutup mulut," imbuhnya.

Profesor Suteki mengatakan perlu dilakukan reformasi polisi, yakni dengan cara membubarkan Mabes Polri.

Hal tersebut disampaikan Prof Suteki saat menjadi narasumber di YouTube Refly Harun.

"Perlu ada reformasi polisi? Caranya dengan bubarkan Mabes Polri, jadi membubarkan Mabes Polri cukup dengan Polda di masing-masing daerah," ucap Prof Suteki.

Tak cuma itu, menurut Prof Suteki jabatan Kapolri sebaiknya dihilangkan, karena menurutnya syarat dengan unsur politis.

"Enggak perlu ada Kapolri," ucap Prof Suteki.