Tradisi 'membeli' pria di pasar untuk dijadikan suami, harga cocok bisa langsung bawa pulang
Cari jodoh ternyata gampang-gampang sulit. Ada gadis yang bisa gonta ganti pasangan hingga lebih dari 3x, namun ada pula gadis yang menjadi perawan tua karena susah mencari jodoh.
Untuk kategori yang terakhir, kami sarankan segera pindah ke kota ini. Karena di kota ini ada tradisi 'membeli' pria dipasar untuk dijadikan suami.
Jadi seperti membeli barang, para pria dijajakan secara terbuka di sebuah pasar. Mereka duduk di atas tikar sehingga para wanita bisa memilih dengan leluasa bahkan menyentuhnya.
Serius, ini benar-benar terjadi di Negeri Hindustan, tepatnya negara bagian di India, di kota Bihar.
Kota ini memiliki tradisi di mana wanita bisa 'membeli' pria di pasar untuk dijadikan suami. Tradisi ini sudah berlangsung lebih dari 700 tahun di distrik Madhubani.
Dimana setiap tahunnya, ribuan pria berkumpul di bawah pohon Pipal yang dikeramatkan di area pasar lokal. Mereka berkerumun di sana menunggu dipilih oleh calon pengantin wanita.
Tradisi ini disebut Saurath Mela atau
Sabhagachhi dan berlangsung selama 9 hari.
Setiap pria yang 'dijual' diberi harga bervariasi sesuai kapabilitasnya, termasuk kualifikasi pendidikan dan latar belakang keluarga.
Pasar yang menjual mempelai pria mungkin terdengar ekstrem dan gila, khususnya di era modern seperti sekarang ini. Namun di Bihar, begitulah cara para wanita memilih pasangan mereka.
Wanita-wanita Maithili ini ditemani orangtua pergi ke pasar untuk melihat-lihat berbagai pilihan yang tersedia. Jika ada calon mempelai yang menarik dan potensial, mereka akan diminta memperlihatkan sejumlah bukti seperti akte lahir dan ijazah.
Seperti yang Lombok Insider kutip dari Media Al Jazeera, pria yang berprofesi sebagai insinyur, dokter dan PNS paling diminati banyak dicari. Terlebih lagi jika usianya masih muda, otomatis akan jadi incaran banyak peminat.
Jika cocok dan harganya pas, maka calon mempelai pria bisa dibawa pulang. Mereka juga bisa meminta mas kawin kepada keluarga wanita.
Sayangnya, meskipun secara aturan pilihan ada di tangan wanita, ternyata mereka tidak bisa bebas menentukan pria mana yang ingin dinikahi. Sebab keputusan terakhir ada di tangan keluarga.

Tak jarang justru orangtua yang memilih calon menantu pria tanpa meminta persetujuan anaknya. Semua itu dengan mempertimbangkan resume sang pria dan kemampuan finansial.
Tradisi Sabhagachhi sangat populer beberapa dekade lalu dibandingkan masa kini. Minat untuk mencari jodoh secara tradisional ini mulai tergerus teknologi, karena anak muda kini banyak yang beralih ke aplikasi kencan online.
Namun tetap saja, tiap tahunnya, pasar ini tetap menarik minat ribuan pria lajang untuk dipilih sebagai suami potensial. Bahkan ada yang rela bepergian ribuan kilometer dari rumahnya demi mendapatkan pasangan.
Sungguh menarik bukan? Ayo para joblowati ramai-ramai ke Kota Bihar jika ingin secepatnya memiliki pasangan.***
