Bongkar Sosok 'Kapten Jack' Irjen Slamet Uliandi Yang Jemput Paksa Ferdy Sambo
Bongkar profil dan kekayaan Kapten Jack atau Irjen Slamet Uliandi, Sosok yang menjemput paksa Ferdy Sambo.
Kapten Jack ini ternyata alumni Akpol yang seangkatan dengan Ferdy Sambo.
Selain itu, Sosok Irjen Slamet Uliandi ini juga merupakan orang yang disegani oleh Ferdy Sambo.
Kapten Jack juga merupakan Jenderal bintang dua yang memiliki segudang prestasi selama menjadi anggota Polri.
Nama Irjen Slamet Uliandi mendadak ramai diperbincangkan usai kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.
Pasalnya Irjen Slamet Uliandi ini menjadi salah satu sosok yang ditunjuk langsung oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk menjemput Ferdy Sambo dari rumah pribadinya.
Sambo dijemput oleh Kapten Jack untuk dibawa ke Mako Brimob usai dirinya ditetapkan sebagai tersangka.
Lantas dari sekian banyaknya perwira Polri Kenapa Irjen Slamet Uliandi yang dipilih untuk menjemput paksa Sambo.
Siapa sebenarnya sosok kapten Jack yang ternyata Jenderal bintang dua ini,?
Dilansir Teras Gorontalo dari kanal Youtube Beda Nggak?, berikut profil hingga kekayaan Irjen Pol Slamet Uliandi yang ternyata orang yang disegani Sambo.
Slamet Uliandi merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1994 yang berarti dirinya satu angkatan dengan Ferdy Sambo.
Selain itu, ternyata mereka berdua tak cuma dekat semasa Taruna.
Slamet Uliandi dan Sambo juga memiliki kedekatan ketika sama-sama ditugaskan di satgasus merah putih Polri.
Ahli hukum tata negara sekaligus Youtuber Refly Harun membongkar sebuah dokumen yang berisi tentang penjelasan latar belakang Irjen Slamet Uliandi dalam salah satu unggahan video di channel YouTubenya.
"Ternyata dia juga satgasus juga, itu jadi satgasus jemput satgasus, kebetulan dia adalah wakil komandan satgasus satu" ucap Refly Harun di kanal Youtubenya.
Irjen Slamet Uliandi melaksanakan tugas tersebut berdasarkan permintaan tim khusus yang dibentuk Kapolri dalam penanganan kasus pembunuhan Brigadir J.
Keberanian Jenderal bintang dua ini disampaikan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Berangkat dari keterangan sudah Richard, saat itu juga kami meminta salah satu anggota timsus pada saat itu untuk menjemput saudara FS" kata Kapolri saat rapat kerja Komisi 3 DPR RI dengan Kapolri.
Awalnya Irjen Ferdy Sambo membantah dugaan bahwa dirinya melakukan rekayasa pembunuhan Brigadir J.
Kemudian Polri mendapatkan keterangan terbaru dari Bharada E dan langsung mengutus Irjen Slamet Uliandi untuk menjemput Ferdy Sambo untuk ditempatkan ke Markas Komando Brimob.
"Saat awal saudara FS masih belum mengakui, masih bertahan dengan keterangan awal dan berdasarkan keterangan saudara Richard akhirnya timsus memutuskan untuk melakukan penempatan khusus di Mako Brimob Polri" ucap Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
Sebelum membawa Ferdy Sambo ke Mako Brimob, Irjen Slamet Uliandi memang sudah terkenal dalam kepiawaiannya menyelesaikan banyak kasus.
Perjalan karirnya sebagian besar dijalani di bidang reserse, dimulai saat ia terangkat menjadi perwira menengah.
Saat itu Uliandi masih bertugas di Pusdik Reskrim lemdiklat Polri, kemudian sejak April 2011 polisi yang akrab disapa Kapten Jack ini dimutasi menjadi PS. Kabagmon Robinopsnal Bareskrim Polri.
Setelah menghabiskan waktu selama tujuh tahun menjabat kepala bagian, pada tahun 2019 Kapten Jack naik jabatan menjadi Karobinopsnal Bareskrim Polri.
Setahun kemudian tepatnya sejak 1 Mei 2021, Slamet Uliandi menjabat sebagai Dirtipidsiber Bareskrim Polri.
Selama satu dekade berstatus sebagai Perwira menengah, anggota Polisi kelahiran 15 juli 1971 ini mendapatkan promosi kenaikan pangkat menjadi perwira tinggi Polri terhitung sejak Juli 2021.
Selain naik pangkat, Slamet Uliandi juga naik jabatan sebagai Kadiv TIK Polri dan masih mengemban jabatan tersebut hingga saat ini.
Selama berkarir di kepolisian, banyak kasus terkenal yang pernah diselesaikan oleh Irjen Slamet Uliandi.
Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian ini pernah satu tim dengan Ferdy Sambo untuk membongkar kasus Djoko Tjandra yang sempat bertahun-tahun menjadi buronan.
Selain itu Irjen Slamet Uliandi juga mengatasi kasus dugaan ujaran kebencian yang dilakukan oleh Gus Nur.
Slamet Uliandi bersama penyidik bareskrim Polri menangkap dan menetapkan Sugi Nur Raharja atau akrab disapa Gus Nur sebagai tersangka kasus dugaan penyebaran ujaran kebencian melalui media sosial.
Gus Nur dilaporkan ke bareskrim Polri karena diduga telah menghina organisasi Nahdlatul Ulama dalam sebuah pernyataannya di acara dialog salah satu channel YouTube.
Gus Nur pun ditangkap di Malang Jawa Timur pada saat itu dan selanjutnya kasus ujaran kebencian Ustad Maheer.
Slamet Uliandi juga sempat menahan dan menetapkan Sony Eranata alias Ustad Maheer sebagai tersangka kasus ujaran kebencian.
Perkara ini menjadi sorotan karena Ustad Maheer disebut sedang sakit keras dan kuasa hukum meminta agar dilakukan penangguhan penahanan.
Tidak lama kemudian Ustad Maheer dinyatakan kehilangan nyawa karena sakit pada 8 Februari Lalu setelah sempat dibawa ke RS Polri Kramatjati.
Kemudian kasus dugaan penghinaan terhadap Natalius Pigai oleh Ambrosius Nababan.
Kapten Jack dan timnya di bareskrim Polri pernah menahan ketua relawan pro Jokowi Ma'ruf Amin yakni Ambrosius Nababan.
Dirinya ditahan terkait kasus dugaan rasisme terhadap mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.
Selain menangkap Ambrosius Nababan, Kapten Jack juga memeriksa Permadi Arya alias Abu janda dalam kasus penghinaan terhadap Natalius Pigai.
Namun Abu janda tidak langsung ditetapkan sebagai tersangka, saat itu dia baru diperiksa sebagai saksi oleh anak buah Irjen Slamet Uliandi.
Kasus heboh terakhir yang diusut Irjen Uliandi adalah dugaan penyebaran kabar bohong oleh dokter Lois Owien di media sosial.
Dokter Lois menyebarkan informasi bahwa korban meninggal dunia selama pandemic covid 19 bukan disebabkan karena virus namun karena efek dari obat-obatan yang dikonsumsi.
Lantas dari perjalan karirnya yang mentereng serta berbagai prestasi yang berhasil diraih, berapakah penghasilan Irjen Slamet Uliadi setiap bulannya.
Untuk pangkat Jenderal bintang dua yang dimiliki oleh Kapten Jack, kisaran gaji pokok yang diterimanya berada di harga 3,2 juta rupiah hingga 5,5 juta rupiah.
Tak hanya itu, Slamet Uliandi juga berhak atas beberapa tunjangan yang diterima tiap bulannya.
Salah satu jenis tunjangan yang nilainya paling besar adalah tunjangan kinerja yang besarannya disesuaikan berdasarkan pangkat.
Sesuai kelas jabatan terdapat 18 kelas jabatan yang diatur dalam peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 13 tahun 2015.
Sebenarnya kelas jabatan pejabat Polri dengan pangkat Inspektur Jenderal termasuk dalam golongan kelas jabatan 17.