Polri Disebut Bantu Tutup Kebohongan Ferdy Sambo di Tes Poligraf, Kamaruddin: Mungkin Hasilnya Berbohong
Ferdy Sambo tersangka kasus Brigadir J telah menjalani uji kebohongan dengan tes lie detector.
Tak hanya Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan juga ke tiga tersangka lainnya pun ikut menjalani uji kebohongan.
Namun, hingga saat ini Polri belum mengungkap hasil uji kebohongan Ferdy Sambo dan juga Putri Candrawathi.
Berbeda dengan Bharada E, Om Kuat dan Bripka RR yang hasil uji kebohongannya diungkap ke publik.
Hal ini pun turut menyita perhatian publik hingga menimbulkan banyak kontra di tengah masyarakat.
Dan tiak sedikit pula yang mempertanyakan alasan sebenarnya kenapa Polri menutupi hasil uji kebohongan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Tindak-tanduk Polri yang merahasiakan hasil uji kebohongan Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi menjadi batu sandungan dalam transparansi kasus di hadapan publik.
Kamaruddin Simanjuntak, kuasa hukum keluarga Brigadir J ikut mengomentari hasil yang dirahasiakan tersebut.
Kamaruddin mencurigai kedua tersangka tersebut terbukti berbohong dalam proses interogasi menggunakan polygraph (lie detector).
Pasalnya, kedua hasil itu seolah disembunyikan, padahal sebelumnya hasil tes atas nama Bharada Richard Eliezer (E) dan Bripka Ricky Rizal (RR) dibuka begitu saja.
Ketika tiba giliran FS dan PC, mendadak hasil tes poligraf terkait kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat itu mendadak hanya boleh jadi bahan untuk penyidik dengan alasan pro justitia.
"Kenapa Bharada E sama Bripka RR (Ricky Rizal) diungkap, sedangkan Ferdy Sambo dan Putri tidak diungkap?" tanya Kamaruddin, kemarin, Sabtu, 10 September 2022.
"Berarti ada kemungkinan hasilnya berbohong. Kan begitu. Mungkin hasilnya tidak memuaskan sehingga ditutupi," ujar dia lagi.
Kendati demikian, Kamaruddin menjelaskan bahwa lie detector tidak bisa dijadikan alat bukti atau acuan tunggal kebenaran suatu kasus.
Terutama, karena secanggih apapun mesin, manusia memiliki akal yang lebih rumit sehingga kemungkinan dapat memanipulasi alat bersangkutan.
Menurut Kamaruddin, Ferdy Sambo yang baginya sudah seperti psikopat akan dengan mudahnya mengelabui lie detector, bersikap tenang saat menyampaikan kebohongannya.
"Lie detector itu bukan alat bukti. Jadi kalau dia psikopat, lie detector itu tidak berfungsi. Karena kalau psikopat itu kan dia mempertahankan kebohongan dia kuat. Bahkan kakinya sendirinya pun tidak diakui, tangannya kaki nggak diakui. Jadi justru kalau dia, jadi seperti kebohongan," ujar Kamaruddin Simanjuntak dikutip dari Pikiran Rakyat.
Di sisi lain, Ferdy Sambo menepis tudingan Bharada E yang menyebut dirinya terlibat penembakan ajudannya sendiri, Yosua.
Dalam kesaksiannya saat tes lie detector, Bharada E menyebutkan Ferdy Sambo turut melakukan penembakan terhadap Brigadir J di TKP Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Bharada E menyebut jika atasannya itu turut melesatkan peluru kepada Brigadir J setelah dirinya.
Richard menyebut tembakan terakhir yang bersarang di tubuh Yoshua tak lain adalah ulah Ferdy Sambo.
Setelah kabar itu merebak, melalui kuasa hukumnya, Arman Haris, FS bersikeras membantah dirinya ikut melesatkan tembakan kepada Brigadir J sebagaimana kesaksian Bharada E. ***