"Saat Penyebar Video Jenazah Tak Diantar Warga Bak Sinetron Diburu Polisi"
Penyebar video viral jenazah di Kediri yang tak diantar warga hingga keluarga kini tengah diburu polisi. Pasalnya, penyebar video tersebut menuliskan narasi yang tak sesuai fakta. Diketahui, jenazah tersebut diantarkan ke pusara oleh perangkat desa.
Penyebar video menuliskan narasi jika peristiwa itu mirip kisah di sinetron karena tak ada warga yang mau mengantarkan jenazah ke makam. Polisi menilai, narasi yang disebutkan di video tak sesuai dengan fakta yang terjadi.
"Ini masih saya cari (penyebar video)," kata Kapolsek Semen, Kediri AKP Siswandi kepada detikJatim, Kamis (21/9).
Siswandi menyebut, penelusuran pada pelaku ini bukan tanpa sebab. Pengunggah video dinilai memberikan narasi ngawur dan memviralkannya.
"Masih saya telusuri. Kasihan, nggak sesuai fakta," imbuhnya.
Diketahui, kejadian ini berlangsung di Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kediri. Jenazah tersebut yakni Supartono atau Partono (70) yang meninggal karena sakit. Siswandi menjelaskan fakta di balik video tersebut. Ia menegaskan, narasi dalam video viral tidak benar.
"Almarhum tinggal bertiga dalam satu rumah dengan kakaknya Partini dan satu saudara lainnya. Ketiga orang ini merupakan orang dengan keterbelakangan mental," kata Siswandi.
Keluarga ini hidup dengan bergantung pada bantuan dari pemerintah. Mereka rutin mendapat bantuan. "Almarhum tersebut juga menerima BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan DD (Dana Desa), serta rumah juga merupakan bantuan dari pemerintah," imbuhnya.
Siswandi menampik narasi video yang menyebut tak ada yang mengantar jenazah Partono. Ia mengatakan, keluarga dalam rumah awalnya tak mengetahui jika ada keluarganya yang meninggal dunia.
"Partini (kakak jenazah) sendiri dengan keterbelakangan mental, jadi tidak mengerti ada kejadian, bahwa adiknya Partono sudah meninggal dunia," ungkap Siswandi.
Lihat video 'Viral 'Jenazah Tak Diantar Warga Bak Sinetron', Narasi Tak Sesuai Fakta':
Sementara itu, Kades Kedak, Sunarti menceritakan kehidupan sehari-hari keluarga tersebut. Sunarti menyebut, Partono merupakan warga yang memiliki kondisi keterbelakangan mental. Sehari-hari, Partono tinggal bersama keluarganya yang juga mengalami kondisi serupa.
Sunarti menambahkan, warganya tidak mengalami penyakit yang serius. Ia hanya mengeluhkan badannya panas dingin di usianya yang sudah mencapai 70 tahun.
"Pak Partono niku sehari-hari tidak bekerja, hanya satu yang bekerja dari seluruh anggota keluarga itu dan sakitnya itu sudah agak lama, jadi sakit biasa panas dingin begitu saja dan sudah tua umur 70 tahun. Keluarganya semua, nyuwun sewu, memang ada keterbelakangan mental," ungkap Sunarti kepada detikJatim, Kamis (22/9/2022).
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga ini mengharapkan belas kasihan tetangga. Sunarti menyebut, keluarga Partono juga mendapatkan bantuan dari desa, mulai dari Dana Desa (DD) hingga Bantuan Langsung Tunai (BLT).
"Kehidupan sehari-harinya dari belas kasihan tetangga dan ada bantuan dari pemerintah," imbuhnya.
Tak hanya itu, Camat Semen, Sukemi memaparkan sosok yang menyebarkan video dengan narasi tak sesuai fakta tersebut. Video ini awalnya menyebar di grup-grup kader desa, lalu ada seseorang yang menyebarkan video ke luar desa hingga diviralkan.
"Penyebar video warga Kedak yang dia mengambilnya dari grup kader, sama orangnya dikirim kembali ke adiknya yang ada di Bali. Jadi yang menaikkan itu adiknya yang ada di Bali. Tadi ia dipanggil bu kades ke Balai Desa Kadek, dia memang mengakui yang mengirim adiknya ke Bali," imbuhnya.
Sebelumnya, dalam video, tampak sejumlah perangkat desa mengenakan seragam berwarna cokelat, mereka tengah perjalanan menggotong keranda mayat ke makam. Sementara bacaan tahlil terdengar mengiringi jenazah tersebut.
Video ini direkam oleh seorang pria. Pria tersebut merekam sambil membaca bacaan tahlil. Sementara itu, terlihat seorang wanita berpakaian seragam cokelat yang turut mengantarkan jenazah dan berada paling depan. Wanita tersebut membawa dan menaburkan bunga di jalanan.
Sedangkan para perangkat desa terlihat bergantian menggotong jenazah tersebut. Terlihat juga ada beberapa warga sekitar di sepanjang perjalanan yang mencoba membantu menggotong jenazah. Mereka tampak membawa bunga hingga kendi untuk keperluan pemakaman.
Di dalam video, terdapat narasi yang menyebut jika jenazah terpaksa diantarkan oleh para perangkat desa. Sebab, tidak ada siapapun yang mengantar jenazah tersebut.
"bukan cerita indosiar. ini nyata. tadi siang meninggal gak Ada yang nganterin. sampe perangkat desa yang nganterin keep makam. semoga kita semua nanti meninggal dalam keadaan baik. husnul khatimah," tulis keterangan dalam video yang dilihat detikJatim, Kamis (22/9/2022).