Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Timsus Dalami Informasi Nico Afinta dan 2 Kapolda yang Rekayasa Isu Pemerkosaan Putri Candrawathi

 


Tiga KapoldaFadil ImranNico Afinta, RZ Panca Putra Simanjuntak terserert dalam dugaan kasus pembunuhan Ferdy Sambo.

Ketiga Kapolda tersebut diduga menyebarkan cerita pembunuhan Brigadir Joshua versi Ferdy Sambo yang mengatakan penyebab mantan Kadiv Propam tersebut bunuh Brigadir Joshua karena telah memperkosa Putri Candrawathi.

Polri memberikan keterangan terkait keterlibatan Fadil ImranNico Afinta, RZ Panca Putra Simanjuntak dalam menyebarkan cerita pembunuhan Brigadir Joshua sebagai pelaku kekerasan seksual.

"Ya dari timsus sudah mendapat informasi tersebut. Tentunya juga dari timsus nanti akan mendalami apabila memang ada keterkaitan terkait masalah kasus Irjen FS.

Tapi, yang jelas untuk tim saat ini fokus terkait menyangkut masalah penuntasan lima berkas perkara yang sudah di P19 oleh JPU (Jaksa Penuntut Umum)," ujar Irjen Pol Dedi Prasetyo.

Disinggung soal kemungkinan ketiga kapolda itu akan diperiksa, Dedi menyerahkan hal tersebut kepada Timsus. Namun, dia menyebut untuk saat ini belum ada rencana untuk memeriksa ketiganya.

"Nanti progresnya dari timsus. Yang jelas belum," tukasnya.

Sebelumnya tersiar kabar bahwa Ferdy Sambo menghubungi Fadil Imran sekitar dua jam setelah meninggalnya Brigadir Joshua.

Fadil Imran memercayai cerita bualan Ferdy Sambo bahwa telah terjadi aksi tembak-menembak di rumahnya yang menewaskan Brigadir Joshua.

Lantas Fadil Imran menghubungi dua rekannya, Nico Afinta dan RZ Panca Putra, secara berturut-turut Kapolda Jawa Timur dan Kapolda Sumatera Utara.

Ketiga bertemu di Polda Metro Jaya beberapa hari kemudian yang diinisiasi oleh seorang purnawirawan Polri.

Diketahui dari media sosial, seorang nitizen mengunggah potongan majalah Tempo yang berjudul 'Para Peyokong Sambo'.

Nico Afinta diduga ikut terlibat dalam pembunuhan Brigadir Joshua terlebih untuk memuluskan skenario kekerasan seksual di mana Putri Candrawathi diposisikan sebagai korban.

Ide Nico Afinta tersebut akhirnya dieksekusi oleh AKB Jerry Siagian yang meminta LSM perempuan mendengungkan bahwa Putri Candrawathi adalah korban Brigadir Joshua.

Selain Nico Afinta, ada juga nama Fadil Imran dan Jerry Siagian yang ikut menjadi antek-antek Ferdy Sambo.

Nico Afinta diduga sebagai pembuat skenario yang mengusulkan untuk menggunakan suara-suara lembaga swadaya masyarakat perempuan agar memberikan perlindungan kepada Putri Candrawathi.

Hal in diketahui dari potongan layar majalah Tempo yang berjudul 'Para Penyokong Sambo tertulis sebagai berikut.

"Fadil diduga memerintahkan Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Jerry Raymond Siagian mengalang opini pulik lewat beberapa lembaga swadaya masyarakat perempuan.

Atas saran Nico Afinta, Jerry meminta lembaga-lembagaadvokasi itu memberikan perlindungan kepada Putri Candrawathi sebagai korban kekerasan seksual," demikian isi potongan layar majalah Tempo yang diunggah oleh pengguna Twitter @fajarnugros, seperti yang dilansir PortalYogya.com, Senin (5/9/2022).

Di sisi lain, baru-baru ini, Komnas Perempuan mengeluarkan pernyataan yang menguatkan adanya perkosaan di Magelang.

Perkosaan itu dilakukan oleh Brigadir Joshua kepada Putri CandrawathiKomnas Perempuan mengatakan hal tersebut setelah melakukan pendalaman pada kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami istri Ferdy Sambo.

Komnas HAM menyampaikan kronologi perkosaan Putri Candrawathi pada suatu televisi swasta nasional.

Mereka mengatakan bahwa Putri Candrawathi diperkosa pada sore hari ketika Ferdy Sambo telah meninggalkan Magelang pada 7 Juli 2022.

Setelah kejadian perkosaan itu, Putri Candrawathi ditemukan di depan kamar mandi oleh Susi kemudian meminta supir pribadi PC untuk membopongnya kembali ke kamar.

Komnas Perempuan mengatakan di dalam rumah hanya terdapat almarhum Brigadir Joshua, Kuat Maruf dan Susi dan Putri Candrawathi.

Tidak hanya itu Komnas Perempuan juga menambahkan bahwa Brigadir Joshua sempat mengancam bahwa jika Putri Candrawathi menceritakan kejadian pemerkosaan itu maka anak-anaknya akan disakiti.

Cerita berlanjut ketika Putri menelepon Bharada E dan Bripka Ricky Rizal untuk segera pulang.

Setelah itu barulah dua ajudannya tersebut melapor kepada Ferdy Sambo bahwa terjadi "peristiwa kurang ajar" dari Brigadir Joshua yang kemudian detailnya diceritakan di Jakarta.

Sedangkan pakar psikolog forensik Reza Indragiri telah menyebut berulang kali bahwa Putri Candrawathi berusaha menggeser posisinya sebagai pelaku menjadi seorang korban dengan memainkan strategi ironi viktimisasi.

Strategi ini menurut Reza Indragiri akan kemudian digunakan agar para tersangka pembunuhan Bigadir Joshua mengelak dari tuduhan pembunuhan berencana yang berakibat hukuman mati atau seumur hidup.

Dengan menggunakan alasan itu, setidaknya mereka bisa bebas murni atau pun mendapat hukuman pembunuhan spontan.

Demikian dugaan keterlibatan tiga Kapolda yang ikut menyebarkan skenario kekerasan seksual di mana Putri Candrawathi sebagai korbannya dan aksi tembak-menembak di Duren Tiga.***