Arab Heran Kapal Tanker Indonesia Bisa Lewat Laut Merah dengan Berani Padahal AS Sampai Butuh Aliansi Militer Untuk Hadapi Hothi Yaman
Situasi di Laut Merah saat ini sedang memanas semenjak Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan terhadap Houthi Yaman.
Serangan yang dilakukan oleh AS dan Inggris tersebut sebagai balasan atas serangan berkepanjangan kelompok militan tersebut terhadap pelayaran komersial sejak November 2023.
Mengutip situs Hydrocarbonprocessing.com, beberapa kapal tanker minyak yang menyimpang dari Laut Merah harus berbalik arah.
Sebelum terjadinya serangan-serangan Houthi, sebagian besar kapal terus melintasi Laut Merah.
Namun lebih banyak kapal yang mengalihkan jalur karena meningkatnya ketegangan.
Tidak jelas apa yang mendorong kembalinya kedua kapal tanker tersebut.
Namun beberapa analis industri mengatakan kapal-kapal yang bersedia terus menggunakan rute Laut Merah bisa mendapatkan keuntungan dari keraguan di pasar angkutan barang lainnya.
"Bisa jadi beberapa pemilik kapal tanker bersedia melewati Laut Merah jika (biaya) pengangkutannya tepat," kata Alberto Ayuso Martin, kepala penelitian di Medco Shipbrokers yang berbasis di Spanyol.
Lalu lintas kapal tanker bermuatan minyak secara keseluruhan melalui Bab al-Mandab 58% lebih rendah dibandingkan rata-rata tahun 2023 selama 13-17 Januari, kata Mary Melton dari perusahaan analisis Vortexa.
Bab Al-Mandap, merupakan wilayah yang ditargetkan oleh kelompok Houthi Yaman, di Laut Merah Selatan.
Menurut keterangan Kelompok Houthi melakukan operasi militer terhadap kapal tangker komersial di Laut Merah.
Mereka terus melakukan serangan dengan memblokir kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel, sampai Israel mau memberikan bantuan medis ke Gaza.
Bab Al-Mandap atau gerbang Air Mata, disebut demikian karena wilayah navigasinya yang berbahaya.
Namun, situs arab Alarabiya menyebut ada dua kapal yang berani melintas kawasan tersebut, sebelumnya pada 17 Januari sebelum serangan Inggris dan AS.
Alarabiya menyebut dua kapal tanker Aframax yang melewati Bab al-Mandab pada 17 Januari setelah sebelumnya menyimpang dari Laut Merah adalah Gamsunoro berbendera Indonesia dan Free Spirit berbendera Kepulauan Marshall.
Kedua kapal tanker tersebut membawa bahan bakar berat dan terakhir kali singgah di Fujairah, salah satu pusat bahan bakar minyak terbesar di dunia di Uni Emirat Arab (UEA).
Namun, Amerika menginginkan aliansi untuk menanganai situasi di Laut Merah dan selat Bab Al Mandab.
"Washington tidak ingin muncul sendirian, dalam menghadapi ancaman Houthi," katanya.
Amerika Serikat akan berada dalam kondisi terbaik jika mampu membentuk aliansi internasional untuk menghadapi risiko keamanan dan militer.
Sementara mereka menghindari prinsip-prinsip keamanan dan militer.
***
Pemilik kargo dan tujuan mereka tidak jelas, namun kedua kapal tersebut telah memberi isyarat ke pelabuhan Laut Merah Arab Saudi dalam seminggu terakhir.
Raksasa minyak Saudi Aramco dapat melewati Bab al-Mandab karena adanya pipa minyak yang menghubungkan fasilitas minyak timur Arab Saudi dan pantai baratnya.
Amerika Serikat akan berada dalam kondisi terbaik jika mampu membentuk aliansi internasional untuk menghadapi risiko keamanan dan militer.
Sementara mereka menghindari prinsip-prinsip keamanan dan militer.
***