Viral Kisah Gaji Guru Honorer Tak Sampai Rp 200 ribu, Ini Perjuangannya untuk Mengajar
Kisah guru MTS honorer asal Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung viral di media sosial.
Muhammad Hafid Sunairi atau dipanggil Hafid, mengunggah video yang memperlihatkan besaran gajinya selama satu bulan.
Dalam video yang diunggah di akun tiktoknya @akunketigasunairi ia membagikan rincian gajinya pada bulan april.
Yakni dibayar Rp 4 ribu untuk satu jam mengajar. Selama satu bulan, mengajar sebanyak delapan kali.
Gaji mengajar tersebut ditambah dengan honor tetap sebesar Rp12 ribu.
Jika diakumulasikan dalam sebulan, gajinya tak sampai Rp200 ribu.
Dalam videonya menyebutkan dirinya hanya mendapatkan gaji sebesar Rp118 ribu untuk bulan April.
Hingga artikel ini ditulis, Rabu (18/5/2022), video itu sudah ditonton 3.4 juta pengguna dan disukai 239 ribu orang di TikTok.
Alhamdulillah, dapat Rp 118 ribu dengan rincian 8 kali masuk, perjamnya cuma Rp 4 ribu jadi 8 kali 4 sama dengan Rp 32 ribu. Kemudian aku ada honor tetap karena aku sering ke sekolah ngurusin ini itu, Rp 12 ribu kali 8 bolak-balik ke sekolah, total Rp 96 ribu," jelasnya dalam video yang ia unggah pada Kamis (12/5/2022).
Mengajar sejak SMA
Hafid yang merupakan sarjana pendidikan ini mengaku sudah mulai mengajar sejak SMA.
Pada saat itu ia mengajar di Pesantren, Hafid mengaku belum mendapatkan honor kala itu.
Kemudian mulai mendapat gaji ketika dirinya sudah berkuliah dan mengajar di pesantren yang sama.
Mengajar sejak SMA, sejak 2016 cuman disitu namanya pengabdian karena belum kuliah, jadi mengajar biasa,"
"Kemudian saat itu kuliah dan masih ngajar, nah mulailah dapat honor, kita enggak memperhatikan honor, karena kami kerja ikhlas" kata Hafid saat dihubungi Tribunnews, Selasa (17/5/2022).
Pindah ke Desa dan Mengajar di MTS
Lanjut Hafid mengatakan, pada tahun 2020 ia memutuskan untuk pindah ke desa dan mengajar ke MTS tempat dimana ia mengajar sekarang.
"Sekitar tanggal 25 Agustus 2020 itu keluarga saya ada musibah, ibu saya meninggal dan harus balik ke Lampung dan menemani Bapak yang sakit-sakitan,"
Karena latar belakang saya sarjana pendidikan maka saya ngajar di salah satu pedesaan yang sebelumnya saya ngajar di kota,"
Lebih lanjut, meski tidak mendapat bonus seperti guru yang lain, ia mengaku bersyukur dengan gaji yang ia dapat di sekolah tersebut.
"Saya bersyukur walaupun memang gaji bisa dibilang kurang tapi ya tetap bersyukur dan bagaimana kita bisa dapat yang lebih, seperti itu,"
"kalau bonus sih enggak ada tapi ada THR, pernah dapat uang dari yayasan dan makanan dari yayasan,"