Mengharukan! Eril bantu biaya pengobatan dan ambulance anak Feni, baru tahu anak pejabat setelah Eril meniggal
Sungguh mengharukan kisah kebaikan Eril yang diceritakan oleh Feni, seorang warga Jakarta. Eril bantu biaya pengobatan dan ambulance anak Feni.
Baru tahu anak pejabat setelah Eril meninggal, diceritakan sebelumnya Eril bantu biaya pengobatan dan ambulance anak Feni yang sakit komplikasi lalu meninggal.
Berawal dari pertemuan di pinggir jalan, Eril bantu biaya pengobatan dan ambulance anak Feni yang kesulitan biaya.
Diceritakan oleh Feni pertemuannya dengan Eril berawal saat anaknya sakit parah komplikasi jantung, hernia dan lainnya pada Juni 2020 saat musim pandemi Covid19.
"Jantungnya bengkak. Harus periksa lengkap. Kata dokter biayanya hanya Rp800 ribu. Ternyata lebih dari Rp1,2 juta. Saya tidak punya uang," kata Feni dalam sebuah video yang ditayangkan di YouTube Intens Investigasi pada Jumat, 17 Juni 2022.
"Saya pun kebingungan dan berusaha mencari pinjaman ke sana ke mari," kata Feni.
Tak dinyana sang malaikat penolong yang diharapkan itu datang tanpa diduga-duga.
"Saat saya sedang menelpon ke sana ke mari di pinggir jalan, ada anak-anak muda yang naik motor," kata Feni.
"Satu motor dua orang berboncengan, satu lagi sendirian," kata Feni.
"Mas Eril sendirian. Mas Eril berhenti di dekat saya untuk membeli air minum," kenang Feni.
"Mungkin dia mendengar percakapan telpon saya sehingga dia mendekati saya," lanjut Feni.
"Kenapa Bu?" tanya Eril kepada Feni.
Feni pun menjawab, "Ini mas, saya lagi cek laborat, anak sakit."
Eril pun bertanya kepada Feni, "Bu, ada itunya nggak?"
Feni pun menceritakan semuanya dan memberikan informasi dari Rumah Sakit Ciptomanungkusumo Jakarta.
Eril kemudian bertanya, "Kekurangan biaya berapa Bu?"
Feni menjawab, "Saya punya uang Rp800 ribu tapi biayanya Rp1.280.000."
Tanpa panjang lebar, Eril pun menyodorkan uang kepada Feni. "Waktu itu saya dikasih Rp600 ribu," kata Feni.
Kebaikan Eril ternyata tidak berhenti di sana.
"Selesai itu, dia pamit ke saya, minta nomor hape saya," tutur Feni.
Feni menjelaskan bahwa Eril memberikan pesan, "Bu, nama saya Eril Mumtadz. Saya dari ITB, Bu. Kalau Ibu mau cari saya di ITB. Saya anak Bandung. Komunitas anak Bandung."
"Saya ngimail dan bikin status. Orang pertama yang berkomentar Mas Eril. Dia bilang, 'Bu masih ingat saya? Anak Bandung?'" tutur Feni.
Feni pun menjawab, "Oh iya mas. Gimana?"
"Anak Mafiq meninggal ya?"
Terus mau dimakamkan di mana, Bu?"
"Di Kebumen."
Kebumen daerah mana, Bu?"
"Jaraknya berapa kilometer?"
"Waduh saya tidak tahu mas."
Lalu Eril bertanya, "Ibu sudah dapat ambulance belum?"
"Belum, Mas. Saya bingung. Saya harus punya uang Rp9.800.000 untuk ambulance," jawab Feni.
"Ya udah Bu. Ibu tunggu paling lama satu jam, paling cepet 30 menit. Nanti akan ada orang yang nelpon sama Ibu," kata Feni menirukan ucapan Eril.
Feni pun menceritakan bahwa belum sampai 30 menit sudah ada orang yang menelponnya.
"Betul, belum 30 menit. Ada orang yang menelpon ke saya katanya mau berikan bantuan ambulance," kata Feni.
"Jarak beberapa menit kemudian, ambulance sudah datang," kisah Feni.
Lama berlalu kejadian itu, Feni baru tahu bahwa yang menolongnya dulu adalah Eril.
"Lima hari setelah kejadian itu [Eril tenggelam di Sungai Aare], saya baru tahu kalau itu anak muda yang bantu anak saya ya," tutur Feni.
"Busyet ternyata anak gubernur. Malu banget saya," kata Feni.
Feni yang datang di acara pemakaman Eril pun mengatakan dia turut merasakan kehilangan atas meninggalnya Eril.
Sebagai orang tua yang pernah dibantu saya merasa kehilangan," ujar Feni.
"Sampai sekarang saya masih merasa kehilangan. Setiap kali melihat berita di tivi atau video, saya nangis. Kenapa orang-orang baik cepat dipanggil," pungkas Feni.