Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Begini tradisi malam pengantin di Turki, Jamal sempat kagok namun akhirnya sukses jalani prosesi belah duren

 


Setiap negara memiliki tradisi pernikahan yang berbeda-beda, termasuk Turki yang masyarakatnya sangat menghormati tradisi malam pengantin.

Seorang TKI di Jeddah bernama Jamal, setelah berdo'a di padang Arafah dan berikhtiar akhirnya berhasil menikahi gadis desa di Turki.

Meskipun sempat kagok di malam pengantin, Jamal sukses menjalani prosesi belah duren setelah menikahi gadis desa di Turki.

Dari pantauan LOMBOK INSIDER melalui Chanel YouTube Bung Has, Jamal menceritakan awal mula ia menikahi istrinya, dan bagaimana menjalani malam pengantin sesuai tradisi di Turki.

Penasaran dengan cerita Jamal yang berhasil menikahi gadis desa di Turki, silahkan mengikuti ceritanya melalui artikel berikut ini.

Waktu itu Jamal baru lulus SMA. Merasa tidak yakin dapat pekerjaan di Indonesia, ia memutuskan hijrah dengan menjadi TKI ke Arab Saudi.

Jamal bekerja di Jeddah, dan di sana ia banyak bertemu orang Turki baik yang keperluan bekerja maupun berhaji.

Orang Turki pertama yang dijumpai bernama Umar, matanya biru dan berambut pirang. Tipikal bule yang kebanyakan orang-orang di Indonesia memang suka.

"Saya sangat terkejut bertemu bule kok namanya Umar, rambutnya pirang dan matanya biru," kata Jamal.

Waktu itu dia spontan memuji, namun ternyata yang dipuji justru marah dan tidak terima.

"Kamu ini bodoh, lihat perut saya, banyak kotoran di dalamnya. Jangan hanya melihat bingkainya," kata Umar kepada Jamal.

Jamal bisa mengerti apa yang dikatakan Umar. Tetapi sewaktu mendapat kesempatan berhaji, Jamal tetap berdo'a agar dirinya diberikan jodoh orang Turki.

"Jadi waktu di Padang Arafah, itulah salah satu doa saya," kata Jamal sambil tersenyum.

Tentu Jamal tidak sekedar berdoa, melainkan mulai ikhtiar belajar bahasa Turki. Waktu itu bahasa Turki bukan bahasa internasional sehingga belajarnya susah sekali.

Jamal sampai minta tolong temannya di Inggris untuk mengirimkan buku bahasa Turki. Mulailah ia belajar bahasa Turki sedikit demi sedikit.

Setelah lebih setahun barulah Jamal bisa berbicara. Tapi bahasa Turki memang sangat berbeda dengan bahasa Arab atau bahasa Inggris.

"Alhamdulillah, beberapa kali mau meninggalkan bahasa Turki. Tetapi karena sabar, akhirnya saya malah jadi guru bahasa Turki di Jeddah," kata Jamal.

Ceritanya ada satu iklan Arab News di Jeddah yang mencari guru bahasa Turki, dan Jamal pun melamar.

Masalahnya yang dicari itu native yang asli Turki, kok malah yang melamar orang Indonesia.

"Okelah, kamu akan saya terima kalau tidak ada yang mendaftar," kata orang itu.

Singkat cerita karena tidak ada yang mendaftar, Jamal otomatis diterima mengajar bahasa Turki di Jeddah.

Lantas bagaimana pertemuan Jamal dengan Gadis Turki?

Dulu itu belum ada internet, komputer juga belum keluar, yang ada korespondensi. Ceritanya dalam korespondensi Jamal mencari orang Turki yang sekolah agama.

"Pikir saya kalau sekolah agama setidaknya bisa dipercaya, dan dalam korespondensi itu dia juga bisa bahasa Inggris," terang Jamal.

Lebih jauh, teman korespondensinya ternyata menawarkan kalau Jamal masih single ia mempunyai saudara perempuan.

Mereka bertukar foto hingga menyepakati tanggal pertemuan. Jamal pun membeli seperangkat gelang, karena kedatangannya serius untuk menikah.

Tiba waktu yang disepakati Jamal berangkat ke Turki. Ia langsung menuju ke rumah temannya untuk bertemu dengan keluarga si gadis.

"Sebenarnya waktu melihat anak gadis itu saya kurang tertarik, karena bukan seperti yang di foto. Tetapi karena sudah janji saya tidak ingin mengingkari meskipun dalam hati kecewa," kisah Jamal.

Akhirnya setelah rembukan, mereka memutuskan bahwa tahun itu tidak ada pernikahan. Jamal disarankan bertunangan saja dulu.

"Kita tidak mau anak gadis kami dibawa dan tidak kembali lagi. Jadi sebaiknya menikah setelah punya rumah," kata keluarga si gadis.

Jamal pun mencoba klarifikasi bahwa bukankah syaratnya haji dan anshor, kenapa kemudian ada persyaratan rumah?

"Kalau begitu ya sudahlah, apa artinya kalau saya di Jeddah sementara dia di sini?", kata Jamal.

Akhirnya mereka berpisah. Dan, waktu itu Jamal harus ke Ankara untuk laporan karena tidak bekerja. Kebetulan waktu di Ankara dia selalu sholat di Masjid.

Konon seorang Jemaah mendekati dan bertanya, "apakah Anda seorang tourist?".

Jamal menjelaskan bahwa dirinya bukanlah tourist, dan tujuan ke Turki sebenarnya mau nikah.

"Kamu mau cari yang seperti apa, barangkali saya bisa membantu?", tanya orang itu kepada Jamal.

"Oke baiklah, saya mau bantu kamu. Tapi orang ini ada di desa, apakah kamu mau?", tanya orang itu.

Jamal mengiyakan karena waktu di Jeddah teman-temannya mentertawakan.