Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Suka duka TKI tukang pijit di Arab Saudi: Kalau pegang itu hampir tiap hari sih

 


Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) blak-blakan berbagi suka duka sebagai tukang pijit di Arab Saudi.

Bekerja sebagai tukang pijit kata TKI ini terdapat berbagai suka duka seperti yang pernah dialaminya di Arab Saudi.

Suka duka sebagai TKI tukang pijit di Arab Saudi pernah dialaminya karena profesinya yang harus melayani berbagai macam karakter orang.

TKI bernama Wira Ramdani ini berbagi pengalaman suka duka sebagai tukang pijit di Arab Saudi lewat sebuah tayangan video yang direkam saat berada di Arab Saudi.

Dilansir dari laman YouTube Neng Madu, Selasa, 5 Juli 2022, Wira menceritakan awalnya ia tidak pernah menyangka akhirnya akan bekerja di Arab Saudi, karena Arab Saudi bukanlah negara yang masuk dalam daftarnya.

“Bekerja di Arab Saudi sebenarnya saya tidak ada niat sama sekali, (karena) bukan salah satu negara yang ada di check list saya gitu buat bekerja. Saya pinginnya bekerja di negara lain tapi mungkin rezekinya di sini,” ujarnya.

Wira selanjutnya menceritakan bahwa sebelum ia pergi bekerja sebagai tukang pijit di Arab Saudi, ia sudah berpengalaman menjadi terapis di Indonesia.

Tidak hanya itu, ia juga mengajar sekaligus men-training calon TKI tukang pijit yang akan bekerja ke Arab Saudi.

Selanjutnya salah satu dari peserta training-nya tiba-tiba mengatakan ingin membawa Wira bekerja ke Arab Saudi.

“Tiba-tiba salah satu orang yang mau kerja ke Arab Saudi, dia training di tempat saya, saya ajarin dan setelah selesai dia bilang ke saya: “Saya pingin bawa kamu ke Arab Saudi”,” kata Wira.

Wira juga ditawarkan langsung oleh bos SPA di Arab Saudi sebagai terapis atau tukang pijit saat bos tersebut datang ke tempat praktiknya di Sukabumi.

Wira kemudian berangkat ke Arab Saudi dengan modal pengalaman sebagai seorang terapis yang telah melayani customer dari berbagai negara seperti China, Jepang, bahkan bule namun ia saat itu belum menguasai bahasa Arab.

“Pertama kali ke sini itu kayak orang begok aja, pertama kali naik pesawat pertama kali datang ke luar negeri, bahasa gak bisa,” jelasnya.

Pria asal Sukabumi ini mengaku bahwa tantangan menjadi tukang pijit di Arab Saudi adalah ketika ia harus mengikuti semua permintaan dari pelanggan, terlepas suka atau tidak suka.

"Ketika ke sini itu kagetnya, karena mungkin semua orang yang kerja di mijit itu lebih rentan untuk (...) dari pasien atau customer,” ujarnya, namun tidak mengungkapkan secara gamblang hal yang ia maksud.

Baca Juga: Profil Singkat Angga Wijaya, Suami ketiga Dewi Perssik

Selanjutnya ia mengatakan bahwa memegang bagian-bagian tertentu pasiennya dilakukannya hampir setiap hari, karena bagian dari profesionalitas kerja.

“Kalau istilahnya pegang pegang itu hampir tiap hari sih,” kata Wira.

Meskipun berhadapan dengan berbagai karakter pelanggan, termasuk konsumen yang bawel, namun ia harus tetap senyum dan ramah karena merupakan aturan dari tempatnya bekerja.

Yang jadi tantangan saya di sini adalah karena saya kan kerja di bidang jasa, jadi gimana pun customer bawel, saya harus tetap senyum, harus tetap ramah, harus sopan gitu karena kan aturan dari tempat kerja seperti itu,” ujarnya.

Wira menambahkan bahwa SPA tempatnya bekerja hanya melayani pelanggan pria, sehingga ia tidak pernah memijit pelanggan dari kalangan perempuan.

Hal itu disebabkan karena Arab Saudi sangat ketat dalam mengatur bercampurnya laki-laki dan perempuan termasuk di tempat terapi.

Ia lalu menceritakan pengalaman pahit di Arab Saudi, di mana dirinya pernah difitnah oleh pelanggannya sendiri lalu dilaporkan ke manajemen perusahaan yang membuatnya dimarahi habis-habisan.

“Saya bertemu salah satu orang sini terus  dia memfitnah gitu, dia memfitnah saya melakukan hal-hal yang tidak baik gitu terus mereka lapor ke perusahaan, terus perusahaan percaya dan saya dimarahi habis-habisan,” ungkapnya.

Namun selain itu, ia juga mendapat pengalaman yang menyenangkan karena bisa bekerja di sebuah negara yang kaya peradaban masa lalu.

“Pengalaman yang paling menyenangkan bekerja di sini itu kayak mimpi saya itu jadi nyata. Kenapa? karena saya pecinta sejarah,” ujarnya.***